Monday, August 13, 2012 |
0
comments
Tidak ada
kitab suci, selain Al-Qur’an yang mudah dihafal dan dipahami. Itu sudah menjadi
jaminan Allah Swt dalam memberi kemudahan bagi hamba-Nya, khusus umat Islam dalam
mempelajari Al-Qur’an.
Dalam kuliah Subuh di Masjid
Ukhuwah Universitas Indonesia (UI) Depok, Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc
memberi tips dan kiat sukses menghafal al-Qur’an untuk orang sibuk seperti
mahasiswa dan pekerja. Berikut ini adalah panduan dan kiat-kiatnya:
Pertama, sebelum menghafal
al-Qur’an, kata Ustadz Arham, hendaknya kita menanamkan diri sifat ikhlas dan
memahami keutamaan Al-Qur’an. Jika kita ikhlas, Insya Allah, akan ada jalan dan
kemudahan untuk menghafal al-Qur’an.
“Dalam pandangan Allah, seorang
hafizh (penghafal) al Qur’an memiliki derajat yang tinggi. Sampai-sampai saat
Perang Uhud, Rasulullah mencari siapa diantara sahabatnya yang paling banyak
hafalan al-Qur’annya,” kata ustadz yang juga seorang hafizh.
Kedua, sungguh-sungguh (mujahadah) dan
memiliki tekad yang kuat. Dengan tekad yang kuat, Insya Allah, hasilnya akan
dirasakan dalam dua bulan. Ketiga, sabar dan istiqomah.
Keempat, yakin bahwa menghafal Al-Qur’an itu mudah. Apapun
latar belakang dan profesinya, seseorang bila bersungguh-sungguh, dijamin akan
mendapat kemudahan untuk menghafalnya. Tidak ada kata terlambat. “Saya
menjumpai seorang kakek berusia 60-80 tahun yang menghafal Qur’an 30 juz.
Kelima, memperhatikan adab-adab
Qur’an. Keenam, setiap hari harus ada waktu wajib khusus untuk menghafal
Qur’an. Jika dilanggar, maka harus dianggap utang. Misalnya, sehabis shalat
Subuh, diagendakan untuk menghafal Qur’an sampai pukul 06.00 WIB.
Ketujuh, menetapkan target
waktu, baik dari segi jumah yang hendak dihafal. Misalnya, punya target harian,
mingguan, bulanan, hingga tahunan. Kedelapan, hendaknya menghafal Qur’an per
surah atau per halaman. Jika langsung per ayat, biasanya sulit saat menyambung antar ayat.
Kesembilan, hafalan yang
ddibaca per halaman atau per surah hendaknya dibaca berulang-ulang sampai kita
menjadi akrab dengan surah tersebut.
Untuk itu perlu fokus dan konsentrasi penuh, jangan sampai dialihkan pada hal
yang lain, tak terkecuali saat telepon seluler kita bordering.
Kesepuluh, baca dengan tartil,
jangan tergesa-gesa. Jika terlalu tergesa-gesa, biasanya hafalannya menjadi
kacau. Kesebelas, hendaknya membaca atau menghafal dengan suara yang lantang,
sehingga berkesan. Jika kita membaca dengan suara pelan, sulit menghafalnya.
Keduabelas, baca dua kali yang
tersambung antar ayat dari awal. Satu jam satu lembar, diusahakan, dan tidak
harus menggunakan metode morottal. Ketigabelas, biasakan mengulang surat
minimal 10 kali, pagi dihafal, sorenya masih hafal.
Keempatbelas,talaqqi atu perdengarkan
hafalan kepada orang yang menguasai ilmu tajwid. Kelimabelas, hendaknya banyak
mengulang (murojaah) hafalan. Setelah itu kita menambah hafalan, bukan
mengganti hafalan. .
Keenam belas, gunakan mushaf
standar. Ketujuhbelas, biasanya disiplin dan memanfaatkan waktu luang, tidak
boleh dikalahkan oleh rasa jenuh. Siasatnya adalah mencari suasana baru saat
murojaah. “Saya dulu hafalannya di atas genteng,” kata ustadz mengenang.
Kedelapan belas, jauhi segala
hal yang sia-sia, seperti ngobrol yang tidak bermanfaat, melamun dan
sebagainya. Kedua puluh, hendaknya kita berdoa agar dimudahkan menghafal
al-Qur’an, doanya pun seperti orang yang mendapat musibah, sehingga menjadi
khusyu,
Tak kalah penting adalah,
berazam, sekali menghafal al Qur’an, tidak boleh lupa seumur hidup. Jangan ada
kalimat seperti ini: “Dia itu mantan hafizh lho, dulu pernah hafal Qur’an 30
juz. “
“Satu hal, jangan menjadi
pecundang sebelum bertarung”. Demikian Ustadz Arham memberi motivasi kepada
jamaah masjid Ukhuwah UI yang sebagian besar dari kalangan mahasiswa yang saat
ini sedang itikaf.
Sumber: voa-islam.com
Share
Labels:
Tips
0 comments:
Post a Comment