Merancang Perpustakaan yang Unik dan Menarik


Banyak yang mengeluh, membikin perpustakaan komunitas itu susah. Dan susahnya itu soal dana. Tapi semua soal akan susah kalau hanya ada mengimpi-impi dalam pikiran tanpa ada langkah-langkah kecil.
penataan koleksi pustaka dan furniture akan mempengaruhi kenyamanan

Tovic Raharja, pengelola perpustakaan komunitas IVAA (khusus dokumentasi senirupa), membagi tips-tips membangun perpustakaan komunitas yang sifatnya berkelanjutan kepada Anda:
Sebelum membikin perpustakaan komunitas, ditegaskan dulu keunikan apa yang ada dalam perpustakaan. Spesifikasi pengguna. Itu kuncinya untuk membikin brand. Karena jika isinya gado-gado ya apa bedanya dengan perpustakaan lain.
Setelah menentukan koleksi apa yang ada dalam perpustakaan, susunlah program-program yang mendukung kehidupan koleksi-koleksi itu. Anggap saja program ini sebagai kaki dan jiwa koleksi.
Mesti juga ada pengurus. Paling tidak yang menjaga perpustakaan dua orang dan tim riset dan dokumentasi 3 orang. Sebagai ujung tombak, penjaga perpus dituntut untuk tahu peta buku. Jika misalnya pengguna tak menemukan buku di perpus itu, si penjaga bisa menunjukannya di perpustakaan lain. Selain itu, seorang penjaga perpus berjiwa filantropik dan melayani kebutuhan pengguna.
Cari tempat yang strategis dari segi jangkauan pengguna. Juga sehat. Maksudnya tidak pengap atau lembab karena berakibat pada kebugaran membaca pengguna maupun kesehatan buku itu sendiri.
Rancang interior berupa rak dengan baik dan rapi. Pendeknya, menarik untuk dilihat.
Siapkan juga mesin pencari buku. Saat ini sudah ada Open Source Library Managemnet System yang bisa diunduh dari http://senayan.diknas.go.id. Gratis.
Perihal keanggotaan, buatlah kartu anggota dan aturan serta keuntungan-keuntungan bila menjadi anggota di perpustakaan itu.
Koleksi perpustakaan bisa didapatkan dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain yang memang berkait erat dengan pengguna perpustakaan itu. Misalnya IVAA yang bergerak di dunia senirupa kontemporer, maka kerjasama yang dilakukan umumnya dengan seniman-seniman. Soal pengembangan koleksi, tim riset harus kuat dan kreatif. Karena jantung dari perpustakaan adalah kekayaan koleksi. Makin lengkap, makin baik itu perpustakaan.
Jaga kontinuitas. Karena dari kontinuitas muncul kepercayaan. Jika sudah dipercaya anggotanya sendiri, perpustakaan komunitas itu punya alamat panjang umur.
Sebagai pendukung, alangkah baiknya buat juga warung atau cafe yang sebangun dengan perpustakaan. Selain membantu pengguna dalam hal fisik, juga warung atau cafe ini membantu kelangsungan finansial pengelolaan perpustakaan.
Demikian 10 tips dari IVAA. Yang baik dan mudah ya diambil. Yang tak berkenan ditahan dulu. (Gus Muh)

Sumber berita dan gambar: http://indonesiabuku.com

Share
Labels:

0 comments:

Post a Comment

Pustaka Rumah Dunia

adalah rumah baca dan sanggar karya yang terletak di pelosok kampung, jauh dari kota. kami hadir sebagai bagian dari usaha mencerdaskan generasi penerus bangsa. tidak banyak yang bisa kami lakukan, tapi kami terus berusaha mencobanya. bukan untuk apa atau siapa, semata memberi manfaat bagi sesama

PRD on TWIT

Tinggalkan Jejakmu

Followers

Karya Pribadi

Karya Pribadi
Buku Pertama yang diterbitkan
Powered by Blogger.