Tunanetra pun Membaca Alquran


Kekurangan fisik bukan menjadi alasan umat muslim untuk tidak menjalankan ibadah, terlebih di bulan Ramadan.

Hal itu pula yang mendasari puluhan penyandang tunanetra anggota Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (DPW ITMI) Lampung menggelar tadarusan dengan Alquran braille.

Kegiatan bertajuk Tadarus Nasional Alquran Braille yang dihelat di aula kantor LAZDAI Lampung berlangsung khidmat. Peserta yang seluruhnya menderita kebutaan tampak antusias membaca dan memahami Alquran yang tertulis dalam huruf braille.

Keterbatasan penglihatan tak mengurangi semangat mereka mengaji Al Quran
(sumber foto: suaramerdeka.com)

Sekretaris Umum DPW ITMI Lampung Sukron Ridisno mengatakan tadarus dengan menggunakan Alquran braille juga dilakukan secara serempak di seluruh provinsi di Indonesia yang telah terbentuk ITMI. Untuk Pulau Jawa difokuskan di tiga tempat, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Sementara untuk Sumatera di Lampung serta di masing-masing ITMI daerah.
Menurut Sukron, tadarusan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas para penyandang tunanetra yang telah “melek” Alquran. Apalagi momentum Ramadan merupakan saat tepat meningkatkan kualitas diri dan memperbanyak amalan-amalan.

Selain memperkuat kemampuan diri dalam memahami dan membaca Alquran, tentunya kegiatan ini juga menjadi bagian dari ukhuwah sekaligus untuk memotivasi umat Islam lain untuk memperbanyak amalan Ramadan. "Diharapkan selain dapat menambahkan motivasi masyarakat membaca Alquran, juga menjadi pedoman hidup bagi kaum muslimin," kata Manajer Program Cahaya Hati ITMI Lampung itu.

Peserta tadarus, Suprapto, mengungkapkan tidaklah sulit mempelajari Alquran braille. Pria yang berdomisili di Kota Sepang itu mengatakan pada dasarnya mempelajari Alquran braille sama dengan belajar Alquran biasa. "Asalkan terbiasa belajar dan membaca Alquran, ini tidaklah sulit yang penting ada kemauan," kata dia.

Hal serupa juga dikatakan Puji, peserta wanita yang terlihat antusias melafalkan setiap ayat pada tadarusan tersebut. Wanita yang telah menderita kebutaan sejak lahir ini mempelajari Alquran braille sejak berusia 12 tahun. Pada 1995 lalu, Puji mulai mempelajari Alquran setiap malam.
"Belajar membaca dilakukan setiap malam. Sebab, saat itu saya juga sekolah di SLB. Meskipun jauh berbeda dengan huruf braille latin, dengan kesungguhan saya terus berusaha belajar membaca Alquran braille ini," kata Puji.

Wanita yang berdomisili di Kalibalok, Sukarame, Bandar Lampung, itu mengaku dirinya berupaya keras dapat membaca Alquran sebagai pedoman hidup umat Islam. Apalagi saat itu ia juga bercita-cita menjadi ustazah.
"Meskipun di tengah keterbatasan kemampuan indra penglihatan, saya berharap dapat melaksanakan tadarus seperti halnya saudara muslim lain yang diberikan anugerah kesempurnaan fungsi indra penglihatannya," ujarnya.

Sumber: http://www.lampungpost.com

Share
Labels:

0 comments:

Post a Comment

Pustaka Rumah Dunia

adalah rumah baca dan sanggar karya yang terletak di pelosok kampung, jauh dari kota. kami hadir sebagai bagian dari usaha mencerdaskan generasi penerus bangsa. tidak banyak yang bisa kami lakukan, tapi kami terus berusaha mencobanya. bukan untuk apa atau siapa, semata memberi manfaat bagi sesama

PRD on TWIT

Tinggalkan Jejakmu

Followers

Karya Pribadi

Karya Pribadi
Buku Pertama yang diterbitkan
Powered by Blogger.